|
Danau Toba |
Akhir tahun 2014 tepatnya tanggal 25 Desember 2014 hingga 28
Desember 2014 saya habiskan untuk berlibur di kawasan danau toba tepatnya di Tuktuk,
Pulau Samosir. Tuk tuk merupakan desa wisata yang ada di Pulau Samosir. Di sini
kita dapat menikmati suasana menawan danau toba yang sudah sangat terkenal di
kalangan pecinta wisata.
|
Danau Toba |
Perjalanan menuju Tuktuk dapat ditempuh melalui jalur
darat mulai dari Medan hingga ke Parapat, kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan kapal penyebrangan ferry yang ada di Ajibata (Parapat). Waktu
tempuh Medan-Parapat adalah sekitar 5 jam perjalanan. Tanggal 25 Desember 2014,
saya bersama keluarga berangkat pukul 14.00 WIB dan tiba di Parapat sekitar
pukul 17.00 WIB. Oleh karena hari sudah malam, maka kami memutuskan untuk
menginap semalam di Parapat sebelum esok harinya menyebrang ke Pulau Samosir. Terdapat
banyak penginapan di Parapat, hanya saja kami memutuskan untuk menginap di
salah satu guesthouse , Sarah Guesthouse. Sarah Guesthouse ini berlokasi di
dekat pelabuhan ferry (Ajibata). Saya tidak begitu mengetahui tarif pasti guesthouse
ini, kemungkinan berkisar Rp 600.000 – Rp 800.000. Pemilik Sarah Guesthouse ini
adalah salah satu kerabat keluarga sehingga kami membayar di bawah tarif yang
semestinya.
|
Sarah Guesthouse |
Keesokan paginya tanggal 26 Desember 2014, kami segera
menuju pelabuhan penyebrangan ferry yang ada di Ajibata. Perlu diketahui bahwa
akhir Desember hingga awal Januari
adalah peak season dimana banyak
sekali wisatawan yang hendak menyebrang menuju Pulau Samosir. Saya sarankan
untuk berangkat pagi sebelum pukul 08.00 WIB. Di musim liburan ini kita
memerlukan kesabaran extra untuk antri menaiki ferry yang ada. Hanya tersedia 2
ferry sehingga memerlukan durasi waktu yang cukup lama hanya untuk antri saja.
Apabila tidak di musim liburan, antrian yang panjang mungkin tidak ditemui
sehingga waktu tempuh yang diperlukan untuk menyebrang menuju Pulau Samosir
hanya sekitar 30-45 menit. Di musim liburan ini,
jadwal penyebrangan ferry tidak sesuai dengan jadwal yang terdapat di loket.
Hal ini dikarenakan permintaan yang cukup yang tinggi.
|
Antrian ferry |
|
Antrian ferry |
|
Loket penjualan tiket ferry |
Selama menunggu antrian
yang cukup panjang tersebut saya mendapati anak-anak setempat yang menawarkan
dirinya untuk menyanyikan sebuah lagu layaknya pengamen yang bernyanyi di mobil
yang berhenti di lampu merah. Ada hal lucu yang saya jumpai. Berbeda dengan
pengamen pada umumnya, anak –anak ini meminta ijin terlebih dahulu sebelum
mereka bernyanyi dengan berkata “nyanyilah kami kak”. Apabila kita mengizinkan
mereka bernyanyi maka anak-anak tersebut akan bernyanyi dengan suara yang cukup
keras. Selain itu, saya pun menjumpai ibu-ibu yang menjual kacang rebus kepada
penumpang mobil yang menunggu antrian. Dengan Rp 5000 saja kita sudah dapat
membeli kacang rebus tersebut.
Adapun tarif penyebrangan ferry (KMP Tao Toba)
sekali jalan untuk kendaraan golongan IV (jeep, sedan, kijang, starwagon dan
sejenisnya) adalah sebesar Rp 106.000 per kendaraan dan Rp 3.500 per
orang/penumpang. Ada hal unik lain yang saya jumpai selama di ferry. Ada
beberapa anak-anak setempat yang berenang di dekat kapal ferry sambil menunggu
penumpang melempar uang ke danau dan kemudian dengan lincahnya mereka berenang
dan menyelam untuk mengambil uang tersebut. Dan apabila kapal ferry tersebut akan
berlabuh maka anak-anak tadi segera naik ke kapal dan beberapa waktu kemudian
mereka akan menyanyi dan kemudian
mengumpulkan uang dari penumpang yang ada.
|
Kapal ferry |
Di Pulau Samosir, ferry KM Tao Toba akan berlabuh di Tomok
dan bukan di Tuktuk. Jarak dari Tomok menuju Tuk tuk tidaklah terlalu jauh.
Selama di Tuktuk saya dan keluarga menginap di Tabo Cottage. Saya sangat
merekomendasikan cottage ini apabila para wisatawan hendak bepergian ke Tuktuk.
Selain harga yang terjangkau, cottage ini memberikan suasana yang sangat nyaman
dan bersih. Selain itu pula, saya sangat senang karena pemilik cottage ini
memiliki anjing yang sangat jinak kepada setiap penghuni cottage. Seekor anjing
yang cukup jinak di cottage ini bernama Pungu. Pungu..anjing tua yang jinak dan sangat terawat.
|
Tabo Cottage |
|
Pungu |
Tabo cottage ini berada di pinggir danau toba. Jadi selain
kita dapat berenang di kolam renang cottage, kita pun dapat berenang di danau
toba ataupun sekedar bersantai di
hammock
dengan menikmati panorama danau toba. Adapun informasi seputar tarif dan
suasana tabo cottage dapat dilihat di
www.tabocottage.com.
Mayoritas wisatawan yang menginap di cottage ini adalah wisatawan asing dan pemilik
cottage ini adalah seorang Jerman yang sangat mencintai danau toba, dialah Annete
Horschamn. Cottage ini memiliki nilai
rekomendasi yang cukup baik di tripadvisor. Jadi apabila berencana menginap di
sini alangkah baiknya apabila membookingnya terlebih dahulu.
|
Tabo Cottage |
|
Tabo Cottage |
|
Monika & Annete Horschamn |
|
Live Music @ Tabo Cottage, Saturday night |
Satu hal yang kurang dari cottage ini hanyalah cita rasa
makanan yang dihidangkan di restaurant kurang sesuai dengan cita rasa lidah
saya dan keluarga.
Apabila hendak mencicipi masakan di luar restaurant cottage,
maka saya menyarankan untuk singgah di salah satu tempat makan yang ada di
Tuktut yaitu Marcopolo. Letaknya tidak terlalu jauh dari Tabo Cottage. Harga makanan di sini cukup terjangkau dan
dengan cita rasa masakan yang cukup lezat.
Hari pertama tanggal 26 Desember malam, saya dan keluarga makan di
tempat ini dengan menu nila bakar, nilai goreng sambel, nasi putih untuk 6
orang, bir bintang dan hanya menghabiskan Rp 175.000. Di hari kedua tanggal 27
Desember siang, kami hanya menghabiskan Rp 250.000 dengan menu ikan nila bakar,
ikan nila goreng sambel, ikan nila asem manis, nasi putih untuk 6 orang, dan
minuman badak. Cukup murah bukan…Apabila kita berencana untuk menikmati
santapan di Marcopolo, kita dapat terlebih dahulu menghubungi sang pemilik di
nomor 082274699495. Apabila kita sudah memesannya terlebih dahulu, maka kita tidak perlu
menunggu lama untuk makanan yang siap untuk disantap.
|
Marcopolo |
Tempat wisata yang sempat saya kunjungi selama di Tuktuk
adalah pasir putih Parbaba. Tempat ini layaknya laut yang memiliki pasir yang
putih. Sayangnya kawasan wisata Parbaba ini sudah cukup ramai, jadi kurang
sesuai bagi wisatawan yang mencari ketenangan.
|
Pasir putih Parbaba |
Selain terkesan dengan keindahakan danau toba, penginapan
Tabo cottage, Marcopolo restaurant..hal lain yang berkesan bagi saya selama di
Tuktuk adalah anjing-anjing yang berkeliaran bebas di sekitar wilayah Tuktuk.
Anjing di sini tidak seperti anjing kampung pada umumnya. Anjing di sini
memiliki postur yang tingggi dan terawat.
|
Tabo Cottage & Danau Toba |
|
Pemandangan Danau Toba di pagi hari |
Bagi saya pribadi, Tuktuk merupakan kawasan wisata yang
sangat berkesan. Tak heran jika banyak turis asing yang berkunjung ke sini.
Sangat berbeda dengan Parapat, Tuktuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan
yang mengunjunginya.
26 Desember 2014 – 28 Desember 2014…saat pertama bagi saya
untuk mengunjungi Tuktuk….berkesan dan membuat saya semakin mencintai Indonesia
yang kaya akan keindahan alam…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar