Sabtu, 24 Januari 2015

Akhir tahun 2014...Tuk-Tuk, Pulau Samosir

Danau Toba
Akhir tahun 2014 tepatnya tanggal 25 Desember 2014 hingga 28 Desember 2014 saya habiskan untuk berlibur di kawasan danau toba tepatnya di Tuktuk, Pulau Samosir. Tuk tuk merupakan desa wisata yang ada di Pulau Samosir. Di sini kita dapat menikmati suasana menawan danau toba yang sudah sangat terkenal di kalangan pecinta wisata. 





Danau Toba

Perjalanan menuju Tuktuk dapat ditempuh melalui jalur darat mulai dari Medan hingga ke Parapat, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kapal penyebrangan ferry yang ada di Ajibata (Parapat). Waktu tempuh Medan-Parapat adalah sekitar 5 jam perjalanan. Tanggal 25 Desember 2014, saya bersama keluarga berangkat pukul 14.00 WIB dan tiba di Parapat sekitar pukul 17.00 WIB. Oleh karena hari sudah malam, maka kami memutuskan untuk menginap semalam di Parapat sebelum esok harinya menyebrang ke Pulau Samosir. Terdapat banyak penginapan di Parapat, hanya saja kami memutuskan untuk menginap di salah satu guesthouse , Sarah Guesthouse. Sarah Guesthouse ini berlokasi di dekat pelabuhan ferry (Ajibata). Saya tidak begitu mengetahui tarif pasti guesthouse ini, kemungkinan berkisar Rp 600.000 – Rp 800.000. Pemilik Sarah Guesthouse ini adalah salah satu kerabat keluarga sehingga kami membayar di bawah tarif yang semestinya.
Sarah Guesthouse


Keesokan paginya tanggal 26 Desember 2014, kami segera menuju pelabuhan penyebrangan ferry yang ada di Ajibata. Perlu diketahui bahwa akhir Desember  hingga awal Januari adalah peak season dimana banyak sekali wisatawan yang hendak menyebrang menuju Pulau Samosir. Saya sarankan untuk berangkat pagi sebelum pukul 08.00 WIB. Di musim liburan ini kita memerlukan kesabaran extra untuk antri menaiki ferry yang ada. Hanya tersedia 2 ferry sehingga memerlukan durasi waktu yang cukup lama hanya untuk antri saja. Apabila tidak di musim liburan, antrian yang panjang mungkin tidak ditemui sehingga waktu tempuh yang diperlukan untuk menyebrang menuju Pulau Samosir hanya sekitar 30-45 menit. Di musim liburan ini, jadwal penyebrangan ferry tidak sesuai dengan jadwal yang terdapat di loket. Hal ini dikarenakan permintaan yang cukup yang tinggi. 
Antrian ferry

Antrian ferry


Loket penjualan tiket ferry

Selama menunggu antrian yang cukup panjang tersebut saya mendapati anak-anak setempat yang menawarkan dirinya untuk menyanyikan sebuah lagu layaknya pengamen yang bernyanyi di mobil yang berhenti di lampu merah. Ada hal lucu yang saya jumpai. Berbeda dengan pengamen pada umumnya, anak –anak ini meminta ijin terlebih dahulu sebelum mereka bernyanyi dengan berkata “nyanyilah kami kak”. Apabila kita mengizinkan mereka bernyanyi maka anak-anak tersebut akan bernyanyi dengan suara yang cukup keras. Selain itu, saya pun menjumpai ibu-ibu yang menjual kacang rebus kepada penumpang mobil yang menunggu antrian. Dengan Rp 5000 saja kita sudah dapat membeli kacang rebus tersebut. 
Adapun tarif penyebrangan ferry (KMP Tao Toba) sekali jalan untuk kendaraan golongan IV (jeep, sedan, kijang, starwagon dan sejenisnya) adalah sebesar Rp 106.000 per kendaraan dan Rp 3.500 per orang/penumpang. Ada hal unik lain yang saya jumpai selama di ferry. Ada beberapa anak-anak setempat yang berenang di dekat kapal ferry sambil menunggu penumpang melempar uang ke danau dan kemudian dengan lincahnya mereka berenang dan menyelam untuk mengambil uang tersebut. Dan apabila kapal ferry tersebut akan berlabuh maka anak-anak tadi segera naik ke kapal dan beberapa waktu kemudian mereka akan menyanyi  dan kemudian mengumpulkan uang dari penumpang yang ada.
Kapal ferry
Di Pulau Samosir, ferry KM Tao Toba akan berlabuh di Tomok dan bukan di Tuktuk. Jarak dari Tomok menuju Tuk tuk tidaklah terlalu jauh. Selama di Tuktuk saya dan keluarga menginap di Tabo Cottage. Saya sangat merekomendasikan cottage ini apabila para wisatawan hendak bepergian ke Tuktuk. Selain harga yang terjangkau, cottage ini memberikan suasana yang sangat nyaman dan bersih. Selain itu pula, saya sangat senang karena pemilik cottage ini memiliki anjing yang sangat jinak kepada setiap penghuni cottage. Seekor anjing yang cukup jinak di cottage ini bernama Pungu. Pungu..anjing tua yang jinak dan sangat terawat.
Tabo Cottage

Pungu

Tabo cottage ini berada di pinggir danau toba. Jadi selain kita dapat berenang di kolam renang cottage, kita pun dapat berenang di danau toba ataupun sekedar bersantai di hammock dengan menikmati panorama danau toba. Adapun informasi seputar tarif dan suasana tabo cottage dapat dilihat di www.tabocottage.com. Mayoritas wisatawan yang menginap di cottage ini adalah wisatawan asing dan pemilik cottage ini adalah seorang Jerman yang sangat mencintai danau toba, dialah Annete Horschamn.  Cottage ini memiliki nilai rekomendasi yang cukup baik di tripadvisor. Jadi apabila berencana menginap di sini alangkah baiknya apabila membookingnya terlebih dahulu.
Tabo Cottage


Tabo Cottage

Monika & Annete Horschamn
Live Music @ Tabo Cottage, Saturday night



Satu hal yang kurang dari cottage ini hanyalah cita rasa makanan yang dihidangkan di restaurant kurang sesuai dengan cita rasa lidah saya dan keluarga.
Apabila hendak mencicipi masakan di luar restaurant cottage, maka saya menyarankan untuk singgah di salah satu tempat makan yang ada di Tuktut yaitu Marcopolo. Letaknya tidak terlalu jauh dari Tabo Cottage. Harga makanan di sini cukup terjangkau dan dengan cita rasa masakan yang cukup lezat.  Hari pertama tanggal 26 Desember malam, saya dan keluarga makan di tempat ini dengan menu nila bakar, nilai goreng sambel, nasi putih untuk 6 orang, bir bintang dan hanya menghabiskan Rp 175.000. Di hari kedua tanggal 27 Desember siang, kami hanya menghabiskan Rp 250.000 dengan menu ikan nila bakar, ikan nila goreng sambel, ikan nila asem manis, nasi putih untuk 6 orang, dan minuman badak. Cukup murah bukan…Apabila kita berencana untuk menikmati santapan di Marcopolo, kita dapat terlebih dahulu menghubungi sang pemilik di nomor 082274699495. Apabila kita sudah memesannya terlebih dahulu, maka kita tidak perlu menunggu lama untuk makanan yang siap untuk disantap.
Marcopolo

Tempat wisata yang sempat saya kunjungi selama di Tuktuk adalah pasir putih Parbaba. Tempat ini layaknya laut yang memiliki pasir yang putih. Sayangnya kawasan wisata Parbaba ini sudah cukup ramai, jadi kurang sesuai bagi wisatawan yang mencari ketenangan.
Pasir putih Parbaba

Selain terkesan dengan keindahakan danau toba, penginapan Tabo cottage, Marcopolo restaurant..hal lain yang berkesan bagi saya selama di Tuktuk adalah anjing-anjing yang berkeliaran bebas di sekitar wilayah Tuktuk. Anjing di sini tidak seperti anjing kampung pada umumnya. Anjing di sini memiliki postur yang tingggi dan terawat.
Tabo Cottage & Danau Toba

Pemandangan Danau Toba di pagi hari


Bagi saya pribadi, Tuktuk merupakan kawasan wisata yang sangat berkesan. Tak heran jika banyak turis asing yang berkunjung ke sini. Sangat berbeda dengan Parapat, Tuktuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang mengunjunginya.

26 Desember 2014 – 28 Desember 2014…saat pertama bagi saya untuk mengunjungi Tuktuk….berkesan dan membuat saya semakin mencintai Indonesia yang kaya akan keindahan alam…