Empat bulan berlalu dan baru sekarang saya berkesempatan
untuk menulis cerita ini. Perjalanan ini berlangsung dari tanggal 23 Mei 2014
sampai dengan 1 Juni 2014 bersama 3 orang teman (Minar, Ikhsan dan Deddy).
23
Mei 2014 @ Singapore
Keberangkatan
dari Jakarta menuju Phnom Penh (Kamboja) menggunakan pesawat tigerair pukul
07.00 WIB dengan harga tiket pada saat itu sebesar Rp 669.598. Tiket ini
merupakan tiket promo, jadi jangan heran kalau harganya sangat murah. Penerbangan
ini bukan penerbangan langsung melainkan penerbangan dengan transit di
Singapore selama 21 jam. Bagi saya pribadi transit di Singapore ini
menguntungkan, karena dengan biaya tiket yang cukup murah saya dapat
menginjakkan kaki di dua negara yang berbeda. Tiket yang dibeli tidak
menggunakan fasilitas tigerconnect sehingga diharuskan untuk mengambil bagasi
dan melakukan pengecekan imigrasi ketika keluar bandara dan ketika check in
ulang untuk melanjutkan penerbangan ke Phnom Penh. Di Singapore kami tidak menginap di hotel/
hostel dan kami bermalam di bandara Changi. Oleh karena kami bermalam di
bandara inilah makanya kami pun menitipkan barang bawaan (ransel) di counter
penitipan barang. Counter penitipan barang ini terletak di terminal 1, terminal
2, terminal 3 (ikuti petunjuk yang tulisannya Left Baggage). Penitipan barang
dikenakan biaya 1x24 jam. Jadi walaupun kita menitipkan barang di bawah 24 jam ,
biaya penitipan yang dikenakan tetap sebesar biaya penitipan 1x24 jam. Biaya
penitipan tergantung dari berat dan ukuran tas. Semakin besar dan semakin berat
tas maka biaya penitipan pun semakin besar. Untuk informasi seputar left
baggage ini dapat dilihat di http://www.changiairport.com/at-changi/facilities-and-services/baggage-services
Setelah ransel dititip dan beban bawaan yang
tentunya sudah ringan, kami pun mulai menjelajah negeri singa ini. Untuk
mengunjungi beberapa tempat di Singapore, kami menggunakan transportasi kereta
atau disebut dengan MRT. Kereta di Singapore ini berbeda dengan kereta api di
Jakarta. MRT ini tidak mengganggu jalur transportasi darat lainnya dan memiliki
jadwal keberangkatan dan kedatangan yang
sangat tepat waktu.
Untuk dapat menggunakan transportasi ini, kita
diharuskan untuk membeli tiket layaknya tiket yang kita gunakan di kereta api
Jakarta. Tiket ini dinamakan Ez Link Card. Harga tiket 15 SGD yang sudah
termasuk 7 SGD kredit yang bisa digunakan langsung. 3 SGD deposit yang bisa
diambil kembali pada saat mengembalikan Ez Link Card dan 5 SGD biaya tetap
pembelian kartu yang tidak dapat dikembalikan (non-refundable). Pengisian ulang
kartu dapat dilakukan di mesin pengisian tanpa harus ke loket
petugas.Menggunakan MRT sangatlah mudah oleh karena adanya petunjuk yang sangat jelas di setiap stasiun
dan di dalam MRT itu sendiri.
Ez Link Card |
Mesin pengisian ulang Ez Link Card |
MRT adalah salah satu transportasi paling hemat dari
bandara Changi ke pusat kota. Stasiun MRT ini terletak di antara terminal 2 dan
terminal 3. Untuk menuju pusat kota dari bandara Changi, penumpang MRT harus
bertukar tempat di Tanah Merah Station.
MRT |
Beberapa tempat yang saya kunjungi selama di
Singapore di antaranya the Merlion Park, Orchard Road, kawasan Little India,
Marina Bay Sands Casino.
Bagi saya ini adalah kunjungan pertama ke Singapore.
Jadi tak heran jika saya harus ke tempat ini. Merlion adalah ikon utama
Singapore. Patung berbentuk singa ini menjadi magnet bagi wisatawan untuk
sekedar datang dan berfoto ria.
Orchard Road |
Orchard
Road
Orchard road merupakan sebuah jalan panjang yang di
kiri kanannya banyak mal mal besar. Mal-mal yang terdapat di sepanjang Orchard
Road ini merupakan mal-mal kelas menengah ke atas dari berbagai merek terkenal
mancanegara.
Kawasan
Little India
Di kawasan ini banyak menawarkan makanan halal
dengan harga yang terjangkau. Harga seporsi besar nasi briyani di salah satu
rumah makan di kawasan little India 7.40 SGD. Restoran ini berada di sebrang
masjid Angullia.
Seperti namanya, di daerah ini kebanyakan penduduknya
adalah keturunan India dan tentunya banyak barang-barang India yang dijual di
daerah ini.
Nasi briyani & Ginger tea |
Marina
Bay Sands Casino
Marina Bay Sands Casino ini berada di dalam mall
Marina Bay. Inilah pengalaman pertamaku untuk masuk casino dan ikut bermain.
Marina Bay Sands Casino ini sangat eksklusif. Ketika masuk kami diminta untuk
memperlihatkan paspor. Walaupun casino ini eksklusif, tetapi pada saat itu
kostum yang saya gunakan hanyalah kaos, celana pendek dan sandal jepit. Awalnya
khawatir tidak diizinkan masuk oleh karena kostum yang seadanya ini. Ternyata
hal tersebut tak jadi masalah.
Marina Bay |
Pasa saat itu saya mencoba bermain di salah satu
meja, akan tetapi keberuntungan tidak di pihak saya. Di tempat ini saya kalah
25 SGD dan temannya saya kalah 100 SGD.
koin casino |
Oleh karena jadwal terakhir MRT menuju bandara
Changi sekitar pukul 23.00, maka kami pun harus segera mengakhiri perjalanan di
Singapore. Sesampainya di bandara, kami mengambil ransel yang kami titipkan
sebelumnya dan kemudian mencari lapak untuk tidur. Pengalaman tidur di bandara
ini adalah yang pertama bagiku. Lantai 2 bandara Changi menjadi tempat tidur
pertamaku di bandara.
Sekitar pukul 04.00 tanggal 24 Mei 2014 alarm pun
berbunyi dan kami bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju Phnom Penh
(Kamboja)
Penerbangan lanjutan kami (Tigerair :
Singapore-Phnom Penh) pada pukul 06.50 dan tiba di Phnom Penh pada pukul 07.50
Sabtu,
24 Mei 2014 – Minggu, 25 Mei 2014 @ Kamboja
Kami menghabiskan 2 hari di Kamboja. Ada 2 kota yang
kami kunjungi, Phnom Penh dan Siem Reap.
Sabtu,
24 Mei 2014 @ Phnom Penh
Selama di Phom Penh kami menggunakan jasa rental
mobil dengan biaya sebesar USD 45. Jasa rental mobil ini merupakan hasil
searching di internet dan dengan asas kepercayaan saya berani menggunakan
jasanya. Beruntung, jasa rental mobil ini professional dan dapat diandalkan. Rekomedasi
contact person apabila hendak menggunakan rental mobil selama di Phnom Penh :
Mr. Ben Wee (http://www.phnompenhtaxi.com/, phone: + 855 16 88 65 44, email :
benweekh@yahoo.com)
Sesampainya di bandara Phnom Penh Intl Airport
jangan lupa untuk mengambil free sim card dan menukarkan uang di money changer.
Loket free sim card dan money changer terletak di luar exit gate. Apabila kita
mempunyai cukup US dollar, maka penukaran ke mata uang kamboja tidak perlu
terlalu banyak karena negara ini mengakui dua mata uang sebagai alat tukar
pembayaran (dollar US dan riel kamboja).
Seorang supir dari rental mobil yang telah saya
pesan sebelumnya telah menunggu kami di luar pintu keluar bandara. . Begitu
bertemu dengan supir tersebut (namanya Wanak) kami pun memberitahukan
tempat-tempat yang ingin kami kunjungi, diantaranya The Killing Field, Tuol
Sleng Museum, Royal Palace dan Silver Pagoda.
Bird's Nest Cafe & Food |
Karena hari sudah siang, maka kami terlebih dahulu
makan sebelum memasuki kawasan pertama wisata Kamboja. Terdapat satu restoran
yang tidak jauh dari wilayah killing field, Bird’s Nest CafĂ© & Food.
Menu @Bird's Nest Cafe & Food |
The
Killing Field
Inilah tempat wisata pertama yang dikunjungi selama
di Phnom Penh.
Pintu masuk kawasan the killing field |
Untuk memasuki kawasan killing field ini dikenakan
biaya sebesar USD 6. Setelah membayar, kami diberikan headset dan rekaman yang
dapat disesuaikan pilihan bahasanya.
Headset & rekaman |
Tempat ini merupakan ladang/ tanah kosong yang
memiliki beberapa spot dengan cerita yang dapat kita dengar dari alat rekaman
yang ada. Cukup mengerikan dan menyedihkan untuk mendengarkan cerita mengenai
ladang pembantaian ini. Ketika saya menuliskan tulisan ini saya kembali
terbayang betapa mengerikankan tempat ini,. The kiliing field merupakan ladang
pembantaian dan kuburan masal bagi tahanan Tuol Sleng. The killing field
merupakan bukti sejarah betapa kejamnya rezim Khmer Merah yang dipimpin oleh
Pol Pot.
Pemberhentian keenam @Killing Field |
Pemberhentian ketiga @ Killing Field |
The Killing Field |
Walaupun tempat ini banyak dikunjungi oleh turis
asing, tetapi semuanya sibuk mendengarkan cerita dari alat rekaman yang ada
sambil mengitari tempat-tempat yang diarahkan. Setiap cerita disesuaikan dengan
spot yang diarahkan dari alat perekam. Suasana sunyi dan hening semakin membuat
tempat ini terasa mengerikan.
Ketika pertama kali memasuki gerbang masuk, kita
akan melihat sebuah bangunan tinggi. Bangunan ini digunakan untuk menyimpan
tengkorak manusia, baju-baju korban kekejaman rezim Khmer Merah, dan peralatan
penyiksaan yang digunakan untuk membantai manusia pada saat itu.
Bangunan di depan pintu masuk (tempat menyimpang tengkorak korban, baju korban dan alat penyiksaan) |
Tuol
Sleng Museum
Tempat ini tak kalah seramnya dari killing field.
Tempat ini dulunya merupakan bangunan sekolah yang kemudian dijadikan penjara.
Ketika memasuki wilayah ini kita akan mendapati beberapa bangunan yang diberi
nama A,B, C D. Kesemuanya memiliki cerita kelam tentang betapa kejamnya Pol
Pot. Di bangunan bangunan ini kita dapat melihat sel tahanan yang berupa
bilik-bilik sempit, ruangan tempat penyiksaan para tahanan, foto foto dan
dokumentasi korban dengan wajah tanpa ekspresi dan tengkorak sebagian korban
pembantaian.
Tuol Sleng Museum |
Rasa ngeri muncul ketika saya berada di dalam bangunan
dan saya pun tidak berani untuk berjalan sendiri mengelilingi bangunan yang
ada. Hingga saat ini saya masih terbayang betapa mengerikan tempat wisata
sejarah yang saya datangi ini. Berat rasanya bagi saya untuk menceritakan dan
melihat kembali foto foto mengenai tempat wisata ini.
Untuk dapat memasuki tuol sleng museum dikenakan
biaya sebesar USD 2.
Royal Palace & Silver Pagoda
Terdapat 2 wilayah di kawasan ini. Di salah satu
wilayah terdapat beberapa bangunan dan pagoda yang berwarna emas dan di wilayah
lainnya terdapat beberapa bangunan dan pagoda yang berwarna silver. Selain
bangunan-bangunan dan pagoda, terdapat pula taman yang indah dengan beberapa
bunga teratai. Royal Palace ini merupakan istana raja Norodom. Di wilayah ini
terdapat beberapa bangunan yang tidak boleh dimasuki oleh pengunjung dan juga
dilarang untuk memotret interior dalam bangunan. Di sekitar wilayah ini pula
terlihat biksu yang sedang melakukan kegiatan keagamaan. Untuk dapat memasuki
wilayah ini dikenakan biaya sebesar USD 6,5. Istana buka pukul 08.00-13.00 dan
kemudian pukul 14.00-17.00. Untuk dapat memasuki kawasan ini, pengunjung
diharapkan untuk berpakaian sopan.
Royal Palace |
Orange
Massage
Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam itinerary
awal. Hanya saja badan yang sudah letih dan sangat gerah karena cuaca di
Kamboja yang panas dan jauh lebih panas dibandingkan Jakarta, mengharuskan kami
untuk mencari tempat yang menawarkan jasa pemijatan dengan harga terjangkau dan
sekaligus kami dapat menumpang untuk mandi.di tempat tersebut. Orange Khmer
Tradisional Massage 1 hour : USD 9.
Phnom
Penh Night Market
Sesudah massage kami pun menuju night market yang
berada tak jauh dari stasiun bus yang akan kami gunakan untuk menuju Siem Reap.
Tempat ini merupakan pasar malam yang menjual makanan, pakaian, souvenir, dan
lain-lain. Sistem tawar menawar berlaku di pasar ini.
Makanan yang dijual @ Phnom Penh Night Market |
Setelah mengelilingi
night market, kami sekedar nongkrong di salah satu café yang tidak jauh dari
stasiun. Nama café tersebut Jaan. Di sini bir dijual sangat murah, hanya
sekitar USD 1.
Bus yang kami gunakan untuk menuju Siem Reap adalah
bus Virak Buntham dengan biaya USD 12 per orang. Bus ini sebelumnya telah
dipesan oleh supir kami (Wanak) ketika kami bercerita di awal pertemuan kalau
kami akan melakukan perjalanan malam
menuju Siem Reap.
Bus ini cukup unik dan ini pertama kalinya saya
menggunakan bus dengan tempat tidur di dalamnya. Ya…ini merupakan night bus
dengan tempat tidur dan bukan kursi (sleeping bus). Tempat tidur bertingkat di
dalam bus ini tidak terlalu luas dan panjang. Untuk orang yang bertubuh tinggi
akan sulit untuk dapat meluruskan kakinya. Bus di berangkat pukul 23.00 menuju
Siem Reap.
tempat tidur bertingkat di dalam bus |
Minggu, 25 Mei 2014 @ Siem Reap
Sesampainya di terminal bus sekitar pukul 06.00 a.m.,
kami telah dijemput oleh salah seorang pengemudi tuk tuk. Sebelum berangkat
menuju Siem Reap, kami sudah berkomunikasi dengan pihak penginapan untuk minta
dijemput. Penjemputan tidak termasuk salah satu fasilitas penginapan. Untuk
jasa penjemputan dari terminal bus menuju tempat penginapan adalah sebesar USD
3. Bou Savy Guest House adalah penginapan kami selama di Siem Reap. Tarif kamar
di Bousavy Guesthouse ini adalah sebesar USD 24. Untuk informasi seputar Bou
Savy Guest House dapat dilihat di www.bousavyguesthouse.com.
Melalui Bou Savy ini juga memesan tiket bus untuk
menuju Ho Chi Minh City (HCMC). Bus yang kami gunakan menuju HCMC adalah Mekong
express dengan tarif USD 26 (informasi mengenai Mekong Express bus dapat
dilihat di www.catmekongexpress.com
Selain tiket bus menuju HCMC, kami pun mencari
informasi seputar Angkor Wat dan Angkor Thom. Untuk menuju kawasan wisata
Angkor Wat dan Angkor Thom kami menggunakan jasa tuk tuk yang sama dengan tuk
tuk yang menjemput kami di terminal bus. Tarif sehari tuk-tuk untuk
mengelilingi kawasan Angkor Wat : USD 18 (satu tuk-tuk, untuk 4 orang)
Kawasan wisata Angkor wat dan Angkor Thom ini berada
di satu wilayah kompleks candi dengan wilayah yang cukup besar. Tuk tuk adalah
transportasi yang tepat apabila hendak mengelilingi kawasan ini. Selain Angkor
Wat dan Angkot Thom terdapat candi lain di wilayah kompleks candi ini, Bayon
temple. Akan tetapi saya tidak berkesempatan untuk mengunjungi Bayon. Di
sekitar wilayah komplek candi ini juga terdapat danau yang besar dan cukup
indah.
Danau di sekitar wilayah Angkor Wat |
Selama perjalanan menuju wilayah Angkor Wat saya
melihat penjual gorengan di pinggir jalan, layaknya penjual gorengan di
Indonesia. Hanya saja, gorengan dijual di Siem Reap ini memiliki ukuran yang
lebih besar, rasa yang lebih enak, dan sebagian gorengan mengandung babi. Saya
sangat terkesan dengan gorengan di Siem Reap ini. Sayang saya lupa untuk
mengambil fotonya.
Untuk memasuki wilayah Angkor Wat dikenakan biaya
sebesar USD 20.yang dapat dibeli di loket pembelian resmi. Tiket masuk Angkor
Wat ini menyerupai ID card yang disertai foto dan tanggal kunjungan. Dari loket
pembelian diperlukan perjalanan menggunakan tuk tuk menuju pintu masuk Angkor
Wat itu sendiri. Dengan kata lain, jarak antara loket penjual tiket dengan
kawasan candi tidak terlalu dekat.
Angkor wat merupakan merupakan candi yang cukup
besar dan menyerupai candi Borobudur di Indonesia, sementara Angkor Thom
merupakan candi yang cukup unik dimana candi ini ditutupi oleh akar pohon yang
cukup besar. Film Tomb Raider cukup
mengeksplor keunikan candi Taphrom yang berada di Angkor Thom.
Angkor Wat |
Di Siem Reap ini juga terdapat satu kawasan muslim
yang menyediakan halal food dan di salah satu restoran di kawasan inilah
(Muslim Kitchen Restaurant), kami makan siang dan mencicipi makanan khas negara
Kamboja (amok). Masakan di restoran ini menyerupai masakan Indonesia.
Tidak ingin menghabiskan waktu dengan percuma, malam
harinya kami mengelilingi Pub Street (kawasan ini merupakan wilayah wisata
malam di Siem Reap). Di sepanjang jalan ini banyak terdapat bar dan restoran.
Salah satu tempat yang sempat kami singgahi adalah The Blue Pumpkin. Bagi
pecinta es krim dan apple tart ada baiknya untuk mengunjungi tempat ini. Harga
sepotong apple tart di The Blue Pumpkin : USD 2. Di sepanjang Pub Street atau
jalan menuju kawasan Pub Street ini terdapat pula tempat yang menawarkan jasa
refleksi hingga pukul 24.00. Salah satu tempat refleksi yang kami coba adalah Viuthya
dengan tarif USD 11 untuk 3 orang.
26
Mei 2014-31 Mei 2014 @ Vietnam
26
Mei 2014- 27 Mei 2014@ Ho Chi Minh City (HCMC)
Untuk menuju Ho Chi Minh City kami menggunakan
transportasi Mekong Express bus. Adapun rute Mekong Express ini ; Siem
Reap-Phnom Penh-Ho Chi Minh City. Jadi untuk sampai HCMC kami terlebih dahulu
kembali ke Phnom Penh dan berpindah bus untuk tujuan HCMC. Dari sini saya
berpikir bahwa alangkah lebih baiknya apabila mengambil penerbangan Jakarta-Siem Reap terlebih dahulu
dan bukan Jakarta-Phnom Penh. Adapun
harga tiket Mekong Express bus dari Siem Reap menuju HCMC adalah sebesar USD
26. Mekong Express bukanlah sleeping bus layaknya Virak Buntham yang pernah
kami naiki sebelumnya. Jadi selama kurang lebih 12 jam kami hanya duduk dan
tidak dapat meluruskan badan. Cukup melelahkan.
Ada pengalamam yang tak terlupakan ketika melewati
perbatasan negara Kamboja dan Vietnam. Entah kenapa jantung terasa berdetak
ketika berada di daerah perbatasan. Pengalaman pertama bagiku untuk melintasi
perbatasan negara dengan transportasi bus. Pengecekan paspor di sini berbeda
dengan pengecekan paspor di kantor imigrasi ketika berada di bandara. Pengecekan
awal paspor dilakukan secara kolektif. Seluruh paspor penumpang dikumpulkan dan
kemudian seluruh penumpang diwajibkan untuk turun dari bus dan memasuki kantor
imigrasi. Di kantor imigrasi ini nama penumpang dipanggil satu per satu dan
setelah itu baru diizinkan kembali untuk menaiki bus. Setelah seluruh penumpang
kembali berkumpul di bus maka seorang petugas kantor imigrasi negara Vietnam
mengecek kembali foto yang ada di paspor dengan penumpang yang ada. Jadi
stempel paspor diberikan terlebih dahulu barulah pencocokan foto paspor
dilakukan.
Selama di HCMC, kami menginap di Mifuku Hotel. Tarif
hotel ini USD 50 per malam dan sudah termasuk breakfast (superior 2 room). Dari
tempat pemberhentian Mekong Express menuju Mifuku Hotel kami menggunakan taksi
dengan tarif argometer : 22.000 dong.
Selama di HCMC kami melakukan city tour dan
mengunjungi beberapa tempat di antaranya Notre Dome Cathedral, kantor pos HCMC
yang berdekatan dengan Notre Dome Cathedral (Main Post Office), dan Ben Than Market.
Ben Than Market menjual berbagai macam barang seperti souvenir, kopi Vietnam,
dan lain sebagainya. Harga kopi Vietnam yang dijual di sini berbagai macam, di
antaranya 300.000 dong untuk 4 kemasan kopi. Sistem tawar menawar berlaku di
pasar ini. Selama city tour HCMC, kami berjalan kaki dan kemudian kembali ke
hotel dengan menggunakan taksi Vinasun. Tarif taksi Vinasun (menggunakan
argometer) dari Ben Than Market menuju hotel Mifuku sebesar 20.000 dong. Vinasun
merupakan taksi yang terpercaya di HCMC. Taksi ini berwarna putih dan selalu
memakai argometer untuk tujuan jauh maupun dekat.
Notre Dome Cathedral |
Post Office |
Di HCMC ini kami menemukan satu wilayah yang
terdapat restoran yang menyediakan makanan halal. Kebanyakan restoran tersebut
adalah restoran Malaysia. Wilayah tersebut berada di jalan Nguyen An Ninh. Kami
menghabiskan 579000 dong untuk makan di salah satu restoran Malaysia.
Hanya 2 hari 1 malam kami berada di HCMC ini.
Sekitar pukul 14.00 tanggal 27 Mei 2014 kami pun menuju stasiun the sinh
tourist bus di 246-248 De Tham St., District 1, Ho Chi Minh City. Informasi
lengkap mengenai the sinhtourist bus dapat dilihat di www.thesinhtourist.vn
27 Mei 2014 – 29 Mei 2014 @Muine
Muine…puncak perjalananku kali ini…puncak perjalanan
tetapi bukan akhir perjalanan. Untuk mencapai Muine kami menggunakan bus the
sinh tourist dari Ho Chi Minh City. Harga tiket HCMC-Muine sebesar 139.000 dong
Bus ini mengantarkan penumpangnya hingga
ke tempat penginapan. Stasiun the sing tourist bus di Muine letaknya dekat
dengan tempat penginapan kami selama di Muine.
Bien Nho …tempat kami menginap selama 3 hari 2 malam
di Muine. Tarif hotel ini tidaklah mahal apabila dilihat dari posisi hotel yang
berada persisi di pinggir pantai dan juga memiliki fasilitas kolam renang. Kami
hanya membayar 56 USD untuk 2 malam (tidak
termasuk breakfast). Informasi mengenai Bien Nho dapat dilihat di www. biennhoresort.com
Bien Nho |
Muine merupakan kawasan pantai yang tidak terlalu
ramai. Apabila menyukai keheningan maka Muine adalah pilihan yang tepat. Ada
sedikit kendala apabila kita hendak berpindah dari satu tempat ke tempat lain
selama di Muine. Hal ini dikarenakan pilihan transportasi yang terbatas. Hanya
ada 2 pilihan : taksi atau rental sepeda motor.
Hari pertama di Muine kami habiskan untuk
bermalas-malasan di hotel, berenang dan kemudian makan malam di salah satu
restoran di Muine (Pizzeria Sanmatti). Menu yang ditawarkan adalah masakan
Italia. Selain restoran ini, restoran lain yang kami coba selama di Muine
adalah Mungalhouse restaurant (halal food). Menu makanan di Mungalhouse restuarant adalah menu makanan khas India. Harga makanan
di Mungalhouse berkisar antara 80.000 dong-125.000 dong
Hari kedua di Muine…
Inilah hari yang kutunggu-tunggu selama perjalanan
10 hari di 3 negara..Muine memiliki 2 wilayah padang pasir yang sangat
indah..red sand dunes dan white sand dunes..Untuk dapat menikmati dan mencapai
kawasan wisata ini kami mengambil paket wisata dengan trip sewa jeep yang
ditawarkan Bien Nho. Tarif sewa jeep untuk 4 orang adalah sebesar USD 25.
Perjalanan dengan menggunakan jeep ini terdiri dari red sand dunes trip, white
sand dunes trip, fairy stream trip, pantai kampung nelayan. (USD 25 belum
termasuk tiket masuk di beberapa tempat, USD 25 hanya penyewaan jeep saja).
Perjalanan hari kedua ini dimulai di pagi hari dan untuk
mencapai wilayah padang pasir ini membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari Bien Nho.
Oleh karena itulah perjalanan dimulai di pagi hari sehingga nantinya dapat
menikmati sunrise. Dan terbukti…menikmati matahari terbit selama perjalanan
menuju wilayah padang pasir ini sangatlah indah. Red sand dunes adalah tujuan
pertama di hari kedua ini. Di sini kita dapat berfoto dengan berlatarkan
pemandangan padang pasir dan juga kita dapat menyewa ATV untuk mengelilingi
padang pasir. Kami memilih untuk berjalan kaki guna menikmati pemandangan yang
ada. Membutuhkan tenaga ekstra apabila kita memilih berjalan kaki karena padang
pasir ini begitu luas dan ada beberapa bagian yang mendaki karena padang pasir
di sini bukanlah padang pasir yang datar melainkan padang pasir yang berupa
bukit pasir. Selain ATV, kita dapat berselancar di padang pasir. Di sini
penduduk setempat atau anak kecil menyewakan semacam matras karet sebagai alat
untuk berseluncur. Matras karet ini disewakan dengan harga 30.000 dong. Untuk
dapat mamasuki wilayah ini dikenakan biaya 10.000 dong (jeep dan penumpang).
Red Sand Dunes |
Setelah red sand dunes trip, supir jeep yang kami
naiki mengantarkan kami ke spot berikutnya. Tak jauh berbeda dengan red sand
dunes, tujuan berikutnya adalah white sand dunes. Perbedaan dari dua tempat ini
adalah warna pasir. Seperti namanya, red sand dunes memiliki warna pasir merah
kecoklatan sementara white sand dunes merupakan padang dan bukit pasir yang
berwarna putih. Secara pribadi saya lebih menyukai red sand dunes. Hal ini
dikarenakan warna pasir yang lebih unik, pengunjung yang tidak begitu ramai dan
sampah yang tidak sebanyak di white sand dunes. Tidak banyak waktu yang kami
habiskan di white sand dunes trip ini dan kami pun melanjutkan perjalanan
menuju pantai kampung nelayan. Di pantai ini banyak sekali kapal-kapal nelayan
dan juga kemudian menjual ikan hasil tangkapan di pinggir pantai. Bentuk kapal
nelayan di sini berbeda dengan kapal nelayan yang ada di Indonesia. Kapal
nelayan di sini berbentuk bulat. Karena tempat ini merupakan tempat nelayan
berlabuh maka tak heran jika pantainya tidak terlalu bersih. Setelah pantai
kampung nelayan ini, kami melanjutnya trip selanjutnya menuju fairy stream.
Untuk memasuki wilayah fairy stream ini dipungut biaya sebesar 5000 dong dan
kemudian kami diharuskan untuk melepaskan alas kaki. Fairy stream merupakan
wilayah aliran sungai yang di kiri kanannya terdapat tebing pasir yang sudah
mengeras. Jangan khawatir akan aliran sungai yang ada di tempat ini. Aliran
sungai di sini bukanlah aliran sungai yang dalam melainkan aliran sungai yang
hanya semata kaki. Di fairy stream ini kita dapat menaiki burung unta.
Sayangnya ketika kami ingin mencoba pengalaman seru ini, si petugas lagi
tertidur lelap dan sangat sulit untuk membangunkannya. Untuk menaiki burung
untuk ini dikenakan biaya tambahan lagi dan memilik satu lokasi tersendiri di
sepanjangan aliran sungai fairy stream.
Fairy Stream |
Aliran sungai Fairy Stream |
Tidak memerlukan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan
keempat trip ini. Sekitar pukul 11.00
kami sudah dapat kembali ke Bien Nho.
Sisa hari kedua di Muine kami habisnya untuk
bermalas-malasan di hotel, berenang, bermain di pantai dan menikmati kerang dan
udang Mui Ne yang sangat lezat. Kerang dan udang Muine ini dijual oleh penduduk
setempat. Mereka menawarkan kepada setiap turis yang sedang bersantai di hotel
yang berada di pinggir pantai. Begitu kita memesan, mereka langsung memasak
dengan peralatan masak yang mereka bawa. Walaupun memakai peralatan memasak
yang seadanya dengan bumbu yang seadanya pula, kerang dan udang ini tetap
terasa nikmat. Ini mungkin dikarenakan kerang dan udang yang masih segar. Harga
seporsi kerang (1 kg) hanya sebesar 100.000 dong. Tidak sulit untuk mencari penjual kerang dan
udang ini. Hanya dengan duduk santai di pinggir pantai ataupun di hotel, mereka
akan dengan senang hati mendatangi sambil menawarkan dagangannya.
Kerang Muine |
Keesokan harinya.. 29 Mei 2014 pukul 12.00,
kami check out dari Bien Nho dan menuju
stasiun the shin tourist bus untuk menuju HCMC dan kemudian melanjutkan
perjalanan udara menuju Hanoi. Waktu
perjalanan Muine menuju HCMC sekitar 5 jam, dan tiba di HCMC pukul 18.30. Harga
tiket thesinhtourist bus dari Muine menuju HCMC sebesar 139.000 dong.
Sesampainya di HCMC kami langsung menaiki taksi dan
menuju bandara Taksi yang kami gunakan adalah taksi Vinasun. Taksi ini merupakan salah satu taksi yang
dapat dipercaya dengan penggunaan argometer. Jauh atau dekat tetap menggunakan
argometer. Pesawat vietjetair menjadi pilihan kami untuk penerbangan HCMC ke
Hanoi. Kami sudah membeli tiket via web (http://www.vietjetair.com) sebelum
kami memulai perjalanan 10 hari di 3 negara.
Penerbangan vietjetair dari HCMC menuju Hanoi pada pukul 22.05 dan tiba di Hanoi pukul
00.10 tanggal 30 Mei 2014. Ada cerita mengesankan ketika menggunakan
transportasi udara di Vietnam. Berbeda dengan penumpang Indonesia, penumpang
pesawat di Vietnam terutama pesawat yang saya naiki pada saat itu bersorak
ketika pesawat landing atau pun take off. Kebisingan sangat terasa selama di
bandara, di dalam pesawat, take off dan landing.
29 Mei 2014 @Hanoi
Hari pertama di Hanoi cukup berkesan bagi saya.
Bermalam dan tidur di ruang tamu hostel.
Pukul 00.10..tiba di Hanoi dan kami pun di jemput
oleh pihak penginapan yang kami pilih selama di Hanoi. Penginapan yang menjadi
pilihan kami selama di Hanoi adalah Central Backpacker Hostel. Sangat
disayangkan ketika kami tiba, tidak ada kamar kosong yang tersedia. Berharap
bisa tidur dan meluruskan badan, akan tetapi harapan tinggallah harapan. Kursi
tamulah yang menjadi tempat beristirahat menunggu pagi datang.
30 Mei 2014..Halong Bay Trip @Halong City – 31 Mei
2014 @ Hanoi
Trip halong bay ini dimulai pukul 08.00. Bersama
kami terdapat rombongan turis Indonesia lain, turis Perancis, Amerika dan
Italia. Kami mengambil paket trip ini dari Central Backpacker Hostel seharga
USD 33 (one day halong bay trip). Trip dimulai dengan penjemputan turis dari
tempat penginapan menuju pelabuhan kapal di Halong City yang menghabiskan waktu
sekitar 3-3,5 jam. Untuk trip ini kami dipandu oleh seorang tour guide bernama
Seven dan selama perjalanan dia pun menjelaskan mengenai halong bay dan
kemudian bertanya mengenai pantangan makanan kepada setiap turis yang ada dalam
rombongan. One day halong bay trip memberikan fasilitas makan siang di atas
kapal. Oleh karena itulah pantangan makanan ditanyakan ke setiap turis yang
nantinya turis yang memiliki pantangan makanan akan dikelompokkan dalam satu
meja. Pada saat itu, turis yang meminta makanan halal akan dikelompokkan dengan
turis yang memiliki pantangan makanan seafood.
Setibanya di pelabuhan kami menunggu sejenak untuk
masuk ke dalam kapal. Tak butuh waktu lama untuk kapal segera berlabuh dan
memulai trip halong bay ini.
Halong Bay |
Makan siang di atas kapal merupakan awal dari trip
halong bay ini. Sambil makan siang penumpang disuguhkan dengan pemandangan
halong bay yang berupa bukit bukit karst yang berada di tengah air. Setelah
seluruh turis menyelesaikan makan siangnya, kapal pun berhenti di salah satu
gua di bukit karst yang ada. Gua ini sudah dikelola dengan sangat baik dan
dengan adanya pencahayaan dengan lampu yang berwarna warni membuat stalaktit,
stalakmit dan bebatuan di dalam gua ini menjadi sangat indah. Ada beberapa
stalaktit dan stalakmit yang berbentuk binatang seperti kura-kura, singa. Gua
ini pun sudah memiliki track yang sangat bagus untuk dapat dijalani oleh
pengunjung. Jalan keluar dari gua ini berada di atas bukit karst dan dengan
demikian para turis dapat berfoto berlatarkan pemandangan bukit karst halong
bay yang indah. Setelah pengunjung puas menikmati gua, kapal kembali berlabuh
dan menuju ke perkampungan terapung nelayan. Di sini turis diizinkan untuk
menyewa kayak untuk mengelilingi bukit-bukit kapur/ karst yang ada. Sewa kayak
ini tidak termasuk dalam biaya paket one day tour halong bay. Ketika itu hanya
2 orang turis Amerika yang melakukan aktivitas kayaking. Kedua turis ini
ditinggal selama 1-2 jam dan akan dijemput kembali. Selama waktu itu, kapal
mengelilingi halong bay. Turis yang memilih untuk tetap di kapal dapat naik ke
atas dek untuk sekedar berfoto ataupun berjemur. Perlu diketahui bahwa dalam
paket one day halong bay trip ini tidak termasuk dalam pembelian minuman di
dalam kapal. Harga minuman di kapal 2x lipat lebih tinggi.
Halong Bay |
Tur ini berakhir di sore hari dan minibus pun
mengantarkan kami kembali ke penginapan. Sekembalinya di hostel, kami pun
berhasil check in dan beruntung dengan harga dorm kami diizinkan untuk
mendapatkan kamar private di lantai 7 dengan 4 tempat tidur. Harga dorm di
central backpacker hostel : USD 5/ person, sementara private room seharga USD
25/ room icl breakfast.
Malam hari di Hanoi kami habiskan dengan
mengelilingi night market yang cukup ramai yang menjual berbagai macam barang,
mulai dari makanan, aksesoris, souvenir, pakaian, tas, dan lain sebagainya.
Sistem tawar menawar berlaku di night market ini. Harga kaos Vietnam sekitar
50.000 dong dan kisaran harga tas adalah 120.000 dong. Jika berniat untuk
bebelanja, ada baiknya untuk membawa kalkulator karena tidak semua penjual
mengerti bahasa Inggris.
Di hanoi
terdapat satu restoran Vietnam noodle yang cukup ramai dan memiliki cita
rasa yang nikmat. Restoran tersebut tidak jauh dari Central Backpacker Hostel.
Nama restoran ini : Pho 10. Harga special bowl Vietnam noodle : 70.000 dong dan
harga segelas ice tea : 3000 dong.
Pagi hari di tanggal 31 Mei 2014.. kami sedikit
mengelilingi wilayah di sekitar Central Backpacker Hostel sebelum menuju
bandara. Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah St.Joseph Cathedral
Sekitar pukul l1.00 kami menuju bandara Hanoi dengan
menggunakan jasa pengantaran dari Central Backpacker Hostel. Jasa ini dikenakan
biaya sebesar USD 15 atau 315.000 dong. Tarif akan lebih besar apabila jasa
penjemputan dan pengantaran dilakukan di malam atau dini hari.Waktu tempuh
central backpacker hostel menuju No Bai airport sekitar 1 jam. Jadi perkirakan
waktu tempuh ini, karena kami hampir saja terlambat untuk ckeck ini karena
tidak memperhitungkan waktu dengan cermat.
Informasi mengenai central backpacker hostel dapat
dilihat di http://www.centralbackpackershostel.com/
Rute
kembali ke Indonesia : Hanoi-Singapore-Batam-Jakarta
Hingga di akhir perjalanan ini , kami belum memesan seluruhnya
tiket kepulangan ke Indonesia. Tiket yang sudah dibeli hanyalah tiket dari
Hanoi menuju Singapore yang kami beli ketika berada di Bousavy Guesthouse
Siemreap. Hanoi-Singapore dengan pesawat tigerair. Oleh karena harga tiket
Singapore-Jakarta yang mahal untuk keberangkatan tanggal 31 Mei 2014, kami
memutuskan untuk bermalam di Singapore dan kembali ke Jakarta esok harinya melalui
Batam. Singapore-Batam kami tempuh dengan menggunakan kapal feri (batam fast) dan
Batam ke Jakarta kami tempuh dengan menggunakan penerbangan Garuda Indonesia
pada tanggal 1 Juni 2014.
31 Mei 2014 @ Singapore
Tanggal 31 Mei 2014 kami kembali menginjakkan kaki
di Singapore. Hanya satu mall yang sempat kami kunjungi, Suntec City. Di
Singapore ini kami kembali bermalam dan tidur di bandara Changi sebelum esok hari
berangkat menuju Batam. Tempat peristirahatan kami selama di bandara Changi
adalah di lantai 2 terminal 2. Kami menunggu waktu restoran tutup dan kemudian merapatkan
kursi yang ada sebagai tempat tidur. Walaupun bandara ini adalah tempat umum
akan tetapi tidak ada larangan untuk tidur dan bandara Changi ini cukup aman.
01 Juni 2014 @Batam
Pagi hari di tanggal 01 Juni 2014, kami segera
menuju Harbour Front (Singapore) untuk menyebrang menuju Batam (Pelabuhan
Sekupang). Informasi mengenai kapal penyebrangan dengan menggunakan batam fast
dapat dilihat di www.batamfast.com.
Kapal penyebrangan ini cukup bagus dan memiliki 2 tingkat. Lantai bawah adalah
ruangan ber AC dengan tempat duduk yang nyaman, dan lantai 2 merupakan tempat
terbuka. Perairan sekitar Singapore terlihat sangat bersih dan tidak terasa,
siang hari di tanggal 1 Juni 2014 kami pun sudah kembali ke tanah air. Perlu
diketahui bahwa Batam Fast menyediakan fasilitas bagasi barang. Sesampainya di
pelabuhan Sekupang porter sudah siap sedia untuk mengangkut barang bagasi dan
kemudian barang dapat diambil di dekat exit gate pelabuhan. Jasa pengambilan
barang dari kapal ini akan dikenakan biaya oleh porter yang ada di pelabuhan
Sekupang. Saran saya, apabila tidak
membawa barang yang tidak terlalu berat tak ada salahnya bila mengangkut
sendiri barang tanpa menggunakan fasilitas bagasi yang ada.
Transportasi di Batam sangatlah sulit. Taksi di sini
berupa mobil-mobil pribadi dengan sistem tawar menawar. Di Batam, kami mencoba
salah satu restoran sup ikan yang cukup terkenal yaitu Yongki Sup Ikan Batam.
Dekat dengan Yongki terdapat sebuah toko yang menjual oleh-oleh. Hanya tempat
inilah yang sempat kami kunjungi selama di Batam dan kami pun segera menuju
bandara Hang Nadim untuk melanjutkan penerbangan menuju Jakarta.
01 Juni 2014…inilah akhir dari perjalanan kami.
Penerbangan Batam menuju Jakarta adalah akhir dari cerita 10 hari di 3 negara.
Pengalaman baru dan wawasan baru selalu mengiringi
di setiap perjalanan traveling yang saya lalui…never stop traveling…never stop
writing